Tanpa Sapujagat

Oleh: Dahlan Iskan

Tanpa Sapujagat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Lantas Saparini menemukan kepanjangan dari Core itu: Center of Reform on Economy. Di situlah dia sehari-hari. Meneliti dan menganalisis semua kebijakan yang terkait dengan ekonomi –termasuk, terutama, pangan.

Baca Juga:

Sejak muda pemikiran wanita Kebumen ini sangat menonjol. Megawati Soekarnoputri pernah memberikan penghargaan sebagai 'Ekonom Muda Indonesia' pada 2009. PKS juga memilihnyi sebagai wanita berpengaruh.

"Di Malaysia ada kebijakan mendasarnya. Ada ketentuan mengenai pangan strategis," ujar Saparini. "Kita belum punya," tambahnyi.

Saya, harusnya, tidak perlu memilih ''Saparini'', nama belakangnyi, ketika menuliskan namanyi.

Toh, Disway sudah meniru bahasa Inggris: menulis ''nyi'' untuk ''her'' dan ''nya'' untuk ''his''. ''Dia'' untuk ''she'' dan ''ia'' untuk ''he''.

Tapi tetap saja saya "ragu": kalau saya tulis Hendri –nama depannyi– itu dikira nama laki-laki.

"Sampai sekarang masih ada saja yang menulis undangan ke saya dengan ''Bapak Hendri....''. Dikira saya laki-laki," ujarnyi, lantas tersenyum.

UU bahan pangan strategis itu, katanyi, belum pernah ada. Tapi, waktu itu, negara punya kebijakan strategis di lapangan: mendirikan Bulog. Yang bisa menggunakan keuangan negara untuk menjadi stabilitas harga pangan.

Maka di saat Indonesia krisis minyak goreng Malaysia tenang-tenang saja. Padahal sama-sama penghasil sawit terbesar dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News