Tantangan Orangtua Indonesia di Australia Ajarkan Seks

Tantangan Orangtua Indonesia di Australia Ajarkan Seks
Inda menilai, kombinasi pengetahuan agama dan pendidikan di sekolah soal seks bisa menjadi bekal yang cukup bagi anaknya yang beranjak dewasa.

Bahan obrolan ini, menurut Inda, tak terkecuali masalah pendidikan seksual yang sudah mulai diperkenalkannya kepada Razziq saat ia memasuki masa puber di usianya yang kesepuluh.

Inda mengatakan, saat itu Razziq sudah mulai punya rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang kerap ia tanyakan kepada kedua orangtuanya.

"Salah satu pertanyaannya saat itu adalah soal mimpi basah. Dia nanya, apa itu. Kami beri penjelasan sesuai dengan umurnya. Waktu itu dia sepuluh tahun, ya kami kasih pengertian yang sesuai dengan pengetahuan anak umur 10 tahun."

"Kami sampaikan kalau perempuan tuh kayak gini bentuknya, kalau laki-laki begitu. Laki-laki mengalami ini, perempuan mengalami itu."

"Saya juga kasih tahu, karena kita muslim, ketika kamu mengalami mimpi basah, berarti sesudahnya kamu harus mensucikan diri, caranya kayak gini. Itu yang kami obrolin saat dia berumur 10 tahun," kata perempuan yang sudah 19 tahun bermukim di Melbourne ini.

Sama seperti Abraham, Inda juga menilai peran besar sekolah dalam menyampaikan materi pendidikan seksual pada anak.

"Anak-anak SD-nya di Muslim School, jadi nggak ada pendidikan seksual di sana, tapi kemudian saat Year 8 dan masuk public school, di sana ada pendidikan seksual yang mengajarkan juga penyakit-penyakit akibat seks bebas, bagaimana menghindarinya, dan bagaimana menggunakan pengaman."

Bagi orang tua asal Indonesia ada tantangan ekstra yang harus dihadapi saat membicarakan topik seks kepada anak-anaknya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News