Tarif MRT Dinilai Kemahalan

Tarif MRT Dinilai Kemahalan
MRT Jakarta (Dery Ridwansyah/ Jawa Pos)

jpnn.com, JAKARTA - Usulan tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebesar Rp 13 ribu dinilai masih kemahalan. Sejumlah kalangan beranggapan tarif tersebut masih dapat dikurangi hingga hanya Rp 5000 saja.

Apalagi, MRT sudah mendapatkan subsidi dan pengelola juga memiliki pemasukan dari menyewakan properti berupa pertokoan yang rencananya dibangun di setiap stasiun dan lokasi pemberhentian MRT.

“Kasihan masyarakat jika dibebani dengan harga tiket MRT yang mahal. Kami yakin besaran harganya dapat ditekan sebesar Rp 5000 saja,” ujar Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Jakarta Muhlis Ali, Jumat (5/10).

Muhlis mengatakan, jika Oke Otrip saja bisa menetapkan tarif Rp 5000 untuk semua perjalanan yang menggabungkan antara Transjakarta dengan mikrolet dan angkot, maka MRT seharusnya juga bisa. Terlebih, jarak tempuh MRT dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia hanya sepanjang 16 kilometer. “Kami minta usulan tarif MRT Rp 13 ribu dikaji ulang dan dipangkas lagi,” katanya.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta William Yani juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, tarif MRT baiknya dikurangi lagi mengingat yang akan naik kereta MRT adalah masyarakat umum.

"Saya mengusulkan Rp 7.500 per 10 km supaya lebih terjangkau lagi," kata William.

Menurutnya, MRT telah berjalan baik dalam pembangunannya karena pemerintah terlihat cekatan dalam mengurusnya. Namun, dirinya pun menyoroti untuk memberikan fasilitas yang baik, MRT perlu menerima pegawai yang baik pula, tentunya dengan proses yang transparan.

"Saya minta, tolong dalam penerimaan pegawai di MRT saya minta diumumkan secara lebih lengkap dan jelas. DPRD DKI jarang tahu, kapan ada penerimaan pegawai," jelasnya.

Usulan tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebesar Rp 13 ribu dinilai masih kemahalan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News