Tarif Pengiriman Turun, Ekspor Australia ke Asia Makin Kompetitif

Tarif Pengiriman Turun, Ekspor Australia ke Asia Makin Kompetitif
Tarif Pengiriman Turun, Ekspor Australia ke Asia Makin Kompetitif

Sebuah pasar pengiriman yang kelebihan pasokan bukanlah masalah baru bagi industri pelayaran.

Ketika permintaan akan komoditas melonjak sebelum krisis keuangan global, pabrik kapal China dan Korea menerima banyak pesanan, dengan kapasitas menjadi pertimbangan utama kala itu.

Sekitar tahun 2012, ketika kapal baru itu menyentuh air dan permintaan ekspedisi menurun, pemilik kapal terpaksa mengambil tindakan ekstrim seperti menjalankan kapal dengan kecepatan yang lebih lambat untuk menghemat bahan bakar dan membuat perjalanan menguntungkan.

Dengan ongkos bahan bakar mengambil porsi sekitar 70% dari biaya penyewaan kapal, kapal-kapal model baru yang hemat bahan bakar dikembangkan, dan dibuat dengan biaya yang tak pernah ditemui selama beberapa dekade.

Kombinasi dari peningkatan tarif pengiriman pada tahun 2013 dan 2014, uang investor dalam jumlah besar yang mengalir ke pasar dari serangkaian penawaran umum perdana, dan biaya yang lebih murah, membuat pesanan baru dialamatkan kepada galangan kapal.

"Ada banyak uang di luar sana dari para pemilik kapal, yang mengejar kapal murah dengan desain ekonomis," ujar Peter Malpas.

Ketika kapal baru terus beroperasi, tarif angkut telah mencapai titik dasar dan tempat pembuatan kapal di India serta Pakistan mengalami beban kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Maret dan April 2015 keduanya membuat rekor produksi kapal, jadi kami telah melihat jumlah tertinggi kapal bekas dalam sejarah," ujarnya.


Menurut para analis dan pialang, turunnya tarif pengiriman menyediakan akses lebih murah ke pasar Asia Tenggara dan Asia Timur bagi pesaing ekspor


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News