Tawa Duka

Oleh: Dahlan Iskan

Tawa Duka
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sayembaranya disambut meriah: barang siapa punya kenalan wanita yang ingin nikah agar dihubungkan kepadanya.

Ada satu lagi yang juga masih bujangan. Tionghoa. Kerja di bidang real estate. Tetapi ia sudah punya calon S3. Ia tidak perlu adakan sayembara.

Mengapa pilih kerja di real estate? "Saya sudah bertanya ke tiga orang suhu. Tiga-tiganya sama: hoki saya di bisnis yang terkait dengan tanah," katanya.

Ia memang pernah bisnis pakaian. Gagal. Dagangan bajunya laris sekali, tetapi tidak bisa jadi uang.

"Ternyata pakaian itu masuk kategori kayu. Saya diramal tidak sukses di bisnis yang terkait dengan kayu," tambahnya.

Begitu total ia terjun ke bidang real estate, sampai-sampai harus belajar fengsui. Ia harus tahu rumah seperti apa, menghadap ke mana, tangganya berapa, dan di sebelah mana diletakkan pintunya.

Kini ia tidak hanya mengerti fengsui. Sudah mulai banyak yang bertanya kepadanya soal fengsui rumah konsumennya. Siapa tahu kelak ia lebih kaya karena ramalannya daripada real estatenya.

Ternyata ada satu orang "penyelundup" ke forum ini. Penyelundup tengah malam. Dia datang pukul 22.30, ketika semua perusuh sudah terlelap.

DUKA akhir tahun pun hilang di Cikeusik. Terutama setelah bertemu 21 Perusuh Disway di Kampung Agrinex, Banten Selatan itu. Kemarin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News