Tawaf Terbalik

Oleh Dahlan Iskan

 Tawaf Terbalik
Dahlan Iskan.

Sambil ikut antre saya tertarik pemandangan lain. Ternyata banyak orang yang berjalan mengelilingi kuil kecil itu.

Saya pun keluar dari antrean. Ikut mereka mengelilingi kuil. Seperti orang yang lagi tawaf mengelilingi Kakbah.

Saya perhatikan apa saja yang mereka lakukan. Sambil berkeliling itu mulut mereka komat-kamit. Ada juga yang sambil membawa kitab kecil di tangan.

Sesekali mereka berhenti. Tangan mereka mengelus-elus dinding kuil. Sambil membenamkan wajah di dinding itu. Meratap.

Di bagian belakang kuil ada jendela yang selalu tertutup. Sebagian mereka pun berhenti di bawah jendela itu. Dengan tangan meraba-raba kayunya. Dan kusen kunonya. Seraya meratap-ratap.

Tiba di sisi barat mereka berhenti. Mencelupkan jari di cawan berisi cairan kental berwarna merah. Lalu menorehkan si kental di ujung jari ke dahi mereka. Tepatnya di antara dua alis.

Saya berhenti memandangi adegan itu. Seseorang lantas menorehkan ujung jari merahnya ke dahi saya. Tepat di antara dua alis saya.

"Ritual keliling ini harus berapa kali putaran?" tanya saya.

Waktu kecil saya mengira Shiwa itu laki-laki. Akibat pengajaran agama dengan guru yang kurang membaca.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News