Tekan Stunting di NTB, Pendidikan Gizi di Sekolah Harus Diperkuat

Tekan Stunting di NTB, Pendidikan Gizi di Sekolah Harus Diperkuat
Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Imran Nur Ali (kanan) dan Direktur SEAMEO RECFON Dr. Muchtaruddin Mansyur (kedua dari kanan) saat meninjau Ponpes NU Darussalam. Foto: Mesya/jpnn.com

jpnn.com, LOMBOK - Angka stunting di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan peiode 2013-2018 menyebutkan, secara nasional kasus gizi kurang dan gizi buruk turun dari 19,6 persen menjadi 17,7 persen. Untuk kasus stunting atau balita pendek dan sangat pendek turun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen.

Sedangkan kasus balita kurus dan sangat kurus turun dari 12,1 persen menjadi 10,2 persen.

Untuk NTB, tren status gizi balita memang turun. Namun, jika dibandingkan dengan rerata angka nasional masih cukup tinggi. Kasus balita gizi kurang dan buruk terjadi peningkatan dari 25,7 persen menjadi 26,4 persen. Angka ini masih berada di atas rerata nasional yang mencapai 17,7 persen.

Kemudian angka stunting di NTB terjadi penurunan dari 45,2 persen menjadi 33,5 persen. Meskipun terjadi penurunan angka stunting NTB masih berada di atas rerata nasional yang saat ini 30,8 persen.

Dari data tersebut menurut Direktur SEAMEO RECFON Dr. Muchtaruddin Mansyur menunjukkan, NTB belum bisa melepaskan diri dari gizi buruk dan stunting. Itu sebabnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memasukkan program gizi untuk sekolah dalam rencara strategis nasional agar masalah stunting maupun gizi buruk di daerah bisa diminimalisir.

Program ini meliputi pendidikan gizi untuk guru, murid, dan orang tua. Sampai saat ini sudah 2.000 guru mendapatkan pelatihan tentang pendidikan gizi baik tatap muka maupun online.

Kemudian penyediaan makanan sehat melalui kegiatan kantin sehat. Juga pengembangan kebun gizi sekolah.

Pendidikan gizi ini tidak hanya untuk siswa SMP dan SMA, tapi juga menyasar ke PAUD serta SD. Dengan harapan, para siswa ini mulai sejak dini dibekali dengan perilaku hidup sehat dan memahami pentingnya asupan gizi untuk menciptakan SDM unggul.

Angka stunting di NTB terjadi penurunan dari 45,2 persen menjadi 33,5 persen, tetapi masih berada di atas rerata nasional yang saat ini 30,8 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News