Teman Ahok Klaim ada Ormas di Balik 'Serangan', Lengkapnya, Klik!

Teman Ahok Klaim ada Ormas di Balik 'Serangan', Lengkapnya, Klik!
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

jpnn.com - JAKARTA - Teman Ahok tak tinggal diam dengan beredarnya tudingan keberadaan mereka tak nyata, digaji, hingga merekayasa pengumpulan KTP.

Di situs resmi mereka, Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengklarifikasi panjang lebar 'serangan' mantan relawan Teman Ahok.

Bantahan resmi dari Teman Ahok ini berjudul Politisasi Barisan Sakit Hati. Amalia menjelaskan, kelompok yang mereka namakan Barisan Sakit Hati ini, tidak mengetahui banyak tentang gerakan dan perkembangannya.

"Mereka berhasil menemukan pihak yang berkepentingan yang mau memfasilitasi mereka, dan mereka bersedia di politisasi. Pagi ini, di hari Rabu siang di bulan Ramadan, sebuah berita dari kafe di wilayah Cikini memberikan serangan. Tidak terlalu mengagetkan, karena lebih pagi lagi sebelum acara tersebut berlangsung, salah satu PJ Posko sudah datang tergopoh ke markas untuk memberitahu hal tersebut. Dia mengaku ditekan secara sosial, namun akhirnya lebih memilih membocorkan adanya gerakan tersebut, sekaligus meminta perlindungan dengan merahasiakan namanya," beber Amalia.

Menurutnya, memang ada sebuah gerakan dari sebuah ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di Teman Ahok dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers. Data-data dan perhitungan dibuat langsung oleh pengurus ormas yang bersangkutan, dengan keterangan terbatas dari orang-orang yang sudah dikeluarkan dari struktur.

"Kami langsung “ngeh” bahwa ini adalah hal yang dijanjikan oleh seorang politisi pada malam sebelumnya di sebuah acara televisi. Pada akhirnya, Teman Ahok masih sempat untuk ikut datang ke acara tersebut untuk melihat apa yang terjadi secara langsung," tulis Amalia. (mam/adk/jpg/jpnn)

Berikut di bawah ini empat poin klarifikasi Teman Ahok. 

1.Siapakah orang-orang ini, benarkah mereka relawan Teman Ahok? Benarkah mereka Digaji?

JAKARTA - Teman Ahok tak tinggal diam dengan beredarnya tudingan keberadaan mereka tak nyata, digaji, hingga merekayasa pengumpulan KTP. Di situs

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News