Tempuh 30 Kilometer Jalan Berlumpur Tanpa Digaji Sepeser pun

Tempuh 30 Kilometer Jalan Berlumpur Tanpa Digaji Sepeser pun
Tenaga medis honerer di Puskesmas Kambowa tetap semangat bekerja, kendati tanpa digaji. Foto: Hadrian/Kendari Pos/JPNN.com

jpnn.com - Sepuluh tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kambowa, Buton Utara, Sulawesi Tenggara, sudah sekian lama berstatus honorer. Mereka menanti kebijakan Jakarta untuk mengangkat mereka menjadi PNS.

Hadrian Indra Mappa, Buranga

Tujuh bulan terakhir, Enci Karisma merawat dengan telaten semangat pengabdian di hatinya. Dari rumahnya, perempuan berusia 22 tahunan ini, saban hari kerja, harus melintasi medan yang tak ramah.

Dengan sepeda motor pemberian orang tuanya, ia berangkat dari rumahnya di Desa Konde, Kecamatan Kambowa di Buton Utara ke Puskesmas di kecamatan itu. Namanya tercatat sebagai tenaga perawat.

Tapi ketika awal bulan, kala koleganya di Puskesmas itu meneken slip gaji, ia hanya tersenyum kecut.

Alih-alih digaji, dapat honor pun tidak. Mulai dari urusan transportasi, makan serta keperluan lainnya, ditanggungnya sendiri.

“Yah, sebulan lebih dari Rp 300 ribu harus saya keluarkan untuk biaya bolak-balik dari rumah ke sini (Puskesmas). Orang tua yang talangi. Kan status saya di sini masih honorer,” kata Enci, ketika disambangi Kendari Pos (Jawa Pos Group), kemarin di tempatnya mengabdi.

Tapi perempuan muda ini tak merasa kecewa. Setidaknya, ia masih diberi izin menggunakan seragam perawat, yang serupa dengan tenaga medis “asli” di tempat itu.

Sepuluh tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kambowa, Buton Utara, Sulawesi Tenggara, sudah sekian lama berstatus honorer. Mereka menanti kebijakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News