Tenang, Perguruan Tinggi Asing Hanya untuk Prodi Tertentu

Tenang, Perguruan Tinggi Asing Hanya untuk Prodi Tertentu
Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (29/1). Foto: Humas Kemensristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Adanya kebijakan masuknya perguruan tinggi asing (PTA) di Indonesia, jangan dianggap sebagai ancaman.

Pasalnya, tidak semua PTA yang akan diberikan izin. Selain itu program studi (Prodi) yang diberlakukan juga terbatas.

"Ini nggak dibuka seluas-luasnya. Hanya prodi yang berkaitan dengan Science, Technology, Engineering, Mathematic (STEM) yang bisa dikelola PTA. Itu pun PTA harus berkolaborasi dengan PT Swasta (PTS). PTS kan banyak yang prodinya ilmu sosial," terang Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, Rabu (31/1).

Nasir juga kembali menegaskan, masuknya PTA bukan gaya penjajahan baru. Namun, untuk memenuhi tuntutan era keterbukaan dan persaingan bebas.

Senada itu Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Prof Suyatno mengungkapkan, PTA tidak boleh beroperasi sendiri dan wajib kerja sama dengan PTS.

Sahamnya juga tidak boleh mayoritas. Mayoritas sahamnya tetap kampus nasional.

"Bidang keilmuannya juga dibatasi. Sekarang gencar STEM dan ini yang diperkuat. Kebanyakan sekarang ilmu sosial sehingga ada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi," beber Prof Suyatno yang juga ketua Forum Rektor Indonesia (FRI).

Untuk tahap awal, lanjutnya, PTA masuk dalam kota-kota besar dahulu dan tidak ke pelosok. Karena itu PTA pasti menggandeng PTS yang kuat.

Menristekdikti Mohamad Nasir pastikan izin untuk perguruan tinggi asing bukan gaya penjajahan baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News