Tenganan Pegrigsingan, Masyarakat Tanpa Kelas di Pulau Bali

Tenganan Pegrigsingan, Masyarakat Tanpa Kelas di Pulau Bali
Gerbang masuk dusun Tenganan Pegringsingan, Karangasam, Bali. Di kampung ini, kerbau merupakan binatang suci. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Masyarakat Tanpa Kelas

Perbedaan yang sangat mencolok antara orang Tenganan dengan masyarakat Hindu Bali pada umumnya yakni struktur sosial masyarakatnya. 

Sebagaimana diketahui, ada empat kasta di Pulau Dewata; brahmana, ksatria, wesia dan sudra. Struktur kelas itu tercermin dari nama.

Orang yang punya nama Ida Ayu, Ida Bagus, Anak Agung, Cokorda teridentifikasi dari kasta lapisan atas--brahmana atau keturunan raja. 

Lain halnya dengan masyarakat Tenganan. Mereka tidak mengenal kasta. Yang ada hanya soroh. Yakni pengelompokan berdasarkan klen. Itu pun sudah punah. "Kita semua di sini sama," kata Ktut. 

Di samping tak mengenal kasta, orang Tenganan menerapkan sistem komunal; seluruh tanah dikuasai desa adat alias milik bersama. Mereka menganut sistem masyarakat tanpa kelas.

Temaram Sejarah Tenganan

Tentu ada cerita kenapa adat istiadat di Tenganan berbeda dengan orang Bali lainnya. Hanya saja, sejarahnya remang-remang. 

PADA 1841 kampung Tenganan Pegringsingan--pemukiman orang Bali kuno terbakar. Dokumen sejarah berupa lontar-lontar ludes dilalap si jago merah. Sejarah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News