Tenggelam
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kebijakan yang memedulikan kelestarian dan kesimbangan lingkungan terbukti bisa mengurangi ancaman.
Kabar kurang menyenangkan datang dari Semarang dan wilayah pesisir sekitar Demak dan Pekalongan.
Saat ini laju penurunan tanah di wilayah-wilayah ini lebih tinggi dari Jakarta.
Area-area yang berada di bawah laut juga lebih luas dari Jakarta. Di wilayah itu laju penurunan muka tanah mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun.
Dalam 10 tahun ke depan jika tidak ada upaya manajemen risiko yang baik, maka prediksi tenggelamnya wilayah-wilayah itu tidak mustahil akan terjadi.
Manusia menjadi pemegang kendali atas lingkungannnya. Cara pembangunan yang ceroboh akan menjadikan bumi menjadi tempat yang tidak layak ditinggali.
‘’The Inhabitable Earth’’, Bumi yang Tidak Layak Ditempati, seperti yang ditulis oleh wartawan senior Amerika Serikat, David Wallace Wells.
Wells menyebutkan bahwa segala hal yang terjadi saat ini merupakan tujuan maupun dampak dari tindakan manusia untuk mengolah bumi demi kepentingannya.
Cara manusia mengelola lingkungan secara tidak bertanggung jawab menjadi salah satu penyebab kerusakan dan bencana.
- Tenggelam di Sungai Lematang, Kakek Pencari Batu Ditemukan Meninggal Dunia
- Kakek Pencari Batu Tenggelam di Sungai Lematang Lahat
- Banjir Jakarta Hari Ini, 5 RT di Jaksel Terendam
- Prakiraan Cuaca di Sulut Beberapa Hari ke Depan, Waspadai Banjir & Tanah Longsor
- Pertamina Menyalurkan Bantuan untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang
- Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Gerak Cepat Kirim Bantuan untuk Korban Banjir di Muratara