Tentang Desa Dukun, Pak SBY pun Pernah Bermalam di Sana

Tentang Desa Dukun, Pak SBY pun Pernah Bermalam di Sana
Sekdes Dukun Yudo Wasito (kiri), dan Kasi Kesra Pemdes Dukun Yantyo menunjukkan papan Pemdes Desa Dukun. Foto: PUPUT PUSPITASARI/JAWA POS RADAR SEMARANG

“Dan sampai sekarang, bertani adalah gaya hidup masyakarat. Aset lahan yang dimiliki warga kebanyakan sawah,” ujarnya.

Ia menerangkan, jika sumber mata air di sini masih banyak yang asli. Belum terkontaminasi. Warga diajak menjaga lingkungan.

Tanto menentukan hari Jumlah Kliwon sebagai hari sakral warga setempat. Seluruh warga bekerja bakti membersihkan lingkungan. Interaksi antarwarga dari kegiatan ini terbentuk.

Maka lahirnya program-program desa yang sebagian besar tercetus pada Jumat Kliwon itu.

“Masyarakat mengusulkan pembangunan saluran irigasi, jalan pertanian, dan sebagainya dari kerja bakti itu. Karena mereka yang menemukan sendiri di lapangan, apa permasalahan, dan kebutuhan di dusun mereka,” ujarnya.

Dua bulan lalu, Desa Dukun bersama sembilan desa lainnya turut mendeklarasikan Jogo Kali di bantaran Sungai Lamat.

Itu komitmen menjaga sumber mata air dari hulu ke hilir. Belum lagi, program kentongan. Semua rumah di Desa Dukun wajib memiliki minimal satu kentongan.

Alat tradisional itu dibunyikan ketika ada ancaman bahaya. Gunung Merapi meletus, atau ancaman kriminal.

Desa Dukun yang dihuni sekitar 5.000 jiwa penduduk itu berjarak 12 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News