Tentara Bertanya: Mas-Mas Ini Siapa? Lagi Nyamar ya?

Tentara Bertanya: Mas-Mas Ini Siapa? Lagi Nyamar ya?
Kantor Imigrasi Nunukan yang selalu penuh warga Indonesia yang akan ke Malaysia dengan jalur cepat. Foto: M. Salsabyl A/Jawa Pos

Namun, drama mencoba jalur tikus secara ilegal baru mencapai puncak saat tiba di wilayah Batu. Di sepanjang jalan, pita kuning terbentang. Melihat itu, Syarif sontak putar haluan dan sandar di belakang kapal Polis Marin.

”Mana yang jemput kalian? Suruh dia jemput dulu, baru saya turunkan,” tegasnya. Sontak, kami pun kaget. Pasalnya, rombongan memang berbohong dengan mengatakan bahwa ada saudara yang bakal menjemput. Namun, Syarif menolak untuk menurunkan jika tak melihat orang yang menjemput. ”Kalian ini aku kasih selamat. Jadi, jangan nekat,” ungkapnya.

Untung, Dwi sudah berkenalan dengan orang Indonesia yang tinggal di Malaysia sehari sebelumnya. Ibu Norma yang mewarisi kebun kelapa sawit itu memang sudah punya paspor Malaysia. Dengan modal nekat, dia menyerahkan nomor itu kepada Syarif. ”Ya, sudah saya tunggu lima menit,” katanya.

Entah apa yang dibicarakan, tampaknya Norma menuruti permintaan Syarif untuk menjemput kami. Namun, kami terus mencari cara agar segera mendarat. Dengan desakan, akhirnya Syarif menyetujui untuk menurunkan kami di Batu dengan pete-pete.

”Pokoknya, kalian jangan sekali-sekali ke kiri. Nanti diantarkan ke sebelah sana (lokasi bebatuan yang agak jauh dari pemeriksaan imigrasi). Kalau bisa, kau langsung lari ke pasar supaya tak tertangkap. Sudah sana,” ucapnya.

Wejangan itu rupanya memengaruhi kami. Setelah turun dari pete-pete, saya dan Dwi langsung bergegas memasuki pasar. Baru lima menit kemudian kami bisa bernapas lega karena yakin sudah ada di Kota Tawau.

Memang jalur tikus itu merupakan hal yang lumrah di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Dalam kasus tersebut, jalur tikus Sebatik–Tawau ada karena jalur resmi yang merugikan. Warga Sebatik yang ingin ke Tawau secara resmi butuh waktu empat jam. Pasalnya, mereka harus pergi ke Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, dulu. Padahal, perjalanan dari Sungai Nyamuk, Sebatik, ke Tawau maksimal hanya 45 menit.

”Tapi, itu bukan alasan untuk akhirnya membiarkan jalur tikus tetap ada. Sebab, jalur ini dimanfaatkan oleh TKI ilegal. Itu malah membuat para TKI gelap merugi karena kami tak bisa menjaga dan menjamin keselamatan mereka,” ungkap Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.

NUNUKAN merupakan kabupaten yang letaknya di perbatasan.  Daerah yang masuk wilayah Kalimantan Utara itu menjadi pintu keluar masuk favorit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News