Teori Baru Lagi: Mirna Diduga Korban Salah Sasaran

Teori Baru Lagi: Mirna Diduga Korban Salah Sasaran
Jessica Kumala Wongso (kanan) dalam prarekonstruksi kematian Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menduga Wayan Mirna Salihin adalah korban salah sasaran. Pasalnya, Mirna bukan merupakan tokoh besar, maupun orang yang mempunyai banyak kepentingan.

"Saya masih menduga ini salah sasaran. Ini kacau balau penataannya. Kasus racun, tapi salah sasaran. Mirna ini adalah orang biasa, bukan orang yang menyimpan dokumen rahasia negara atau katakanlah dia artis atau tokoh politik," ujar Reza.

Selain itu, pelaku dinilai Reza terlalu buang modal besar bila hanya untuk membuat seorang Mirna tewas, karena takaran sianida yang dimasukkan ke dalam kopi begitu tinggi, yakni mencapai 15 gram.

"Jadi sangat nggak sebanding dengan korban yang kehilangan nyawa ini. Pelaku ini sungguh-sungguh memboroskan, sungguh-sungguh mahal dan sungguh-sungguh menyusahkan diri sendiri," kata Reza dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/1).

Pembunuh Mirna juga bukan orang sembarangan. Karena untuk bisa membeli sianida, dibutuhkan alasan yang cukup kuat. Terlebih sianida bukan barang yang dijual bebas di pasaran. Tanpa rekomendasi yang kuat, si pelaku tidak mungkin bisa dengan mudah mendapatkan sianida.

"Alat kejahatannya sianida, itu bukan racun yang dijual bebas di swalayan, itu hanya bisa dibeli lewat saluran khusus. Karena si pembeli harus mengisi sejumlah data, kalau ternyata data nggak singkron, maka nggak bisa dibeli," ungkap Reza. (chi/jpnn)


JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menduga Wayan Mirna Salihin adalah korban salah sasaran. Pasalnya, Mirna bukan merupakan tokoh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News