Terancam Defisit, RS Diminta Lebih Efisien
"Di Indonesia ini 30-35 persen biaya pengeluaran dari obat. Padahal kalau di negara lain hanya sekitar 20-25 persen. Ini hal dasar yang harus dibenahi," katanya.
Selain itu, perencanaan matang sebelum melakukan pengadaan barang dan jasa juga harus mulai dipikirkan sejak awal. Pemberian pelayanan kesehatan yang berlebihan harus mulai dihindarkan jika tidak ingin mengalami kerugian. Pasalnya, dalam INA CBGs pembayaran sudah dikelompokkan sesuai dengan diagnosis awal.
"Peningkatan pemahaman mengenai INA CBGs oleh manageman rumah sakit dan dokter juga sangat diperlukan. Agar perencanaan bisa benar-benar berjalan dengan baik," ujar Bambang.
Meski masih bermasalah, Bambang yakin sistem ini akan mengahasilkan keuntungan baik bagi rumah sakit maupun pasien. Sebab, ke depannya akan ada perbaikan yang akan terus dilakukan. (mia)
JAKARTA - Hingga memasuki bulan ketiga, masalah tarif dalam penerapan sistem Indonesia Case Based Groups (INA CBGs) di Badan Penyelenggara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menjelang Lengser, PM Singapura Temui Presiden Jokowi di Istana Bogor
- Bengkel Motor di Cilangkap Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah
- Tim BTB BAZNAS Bantu Korban Terdampak Gempa Bumi di Garut
- Presiden Jokowi Teken Undang-Undang Tentang Daerah Khusus Jakarta
- Dua Kapal Perang TNI AL Mengasah Naluri Tempur di Perairan Selat Rupat
- Begini Cara Erick Thohir Berdayakan UMKM Lokal Naik Kelas