Terapi Plasma Konvalesen, Pelayanan Kesehatan Berbasis Penelitian

Terapi Plasma Konvalesen, Pelayanan Kesehatan Berbasis Penelitian
Ilustrasi terapi plasma konvalesen. Foto: dok RS Unggal Karsa Medika

Dr. Niken Ritchie M.Biomed selaku Kepala UDD PMI DKI Jakarta menyatakan, “Terapi Plasma Konvalesen dapat membantu dan mendukung penelitian atau uji klinis yang saat ini masih berjalan, terutama terkait efektifitasnya."

Dia menjelaskan para penyintas COVID-19 yang melakukan donor Plasma Konvalesen, tubuh mereka akan menjadi lebih sehat dan imun tetap terjaga.

Hal itu karena fungsi plasma darah adalah membawa berbagai zat penting, seperti protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel yang berbeda di dalam tubuh.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika – Food and Drug Administration – FDA mengeluarkan pernyataan bahwa Plasma Konvalesen dapat diberikan kepada pasien rawat jalan di samping kepada pasien rawat inap.

Terapi itu diberikan terutama kepada pasien-pasien yang memiliki gangguan imunitas atau mendapatkan terapi imunosupresif.

Hal ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian multicenter di AS yang menemukan pemberian Plasma Konvalesen secara dini dapat mencegah hospitalisasi lebih dari 50 persen.

Terlebih lagi penelitian besar tersebut mengacu kepada pemberian Plasma Konvalesen dalam 9 hari pertama, sejak gejala pertama penyakit COVID-19 timbul.

Ternyata hal tersebut juga menjadi parameter pemberian Terapi Plasma Konvalesen (TPK) sesuai pedoman Buku TPK di Indonesia.

Saat ini, penggunaan terapi plasma konvalesen masih terus dilakukan melalui serangkaian penelitian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News