Terapkan K-13, Sekolah Perlu Pendampingan

"Pada intinya kami tidak merasa keberatan, bahkan kami sangat mendukung hal ini,” ujar Saiful.
Saiful juga mengatakan, pendampingan tersebut bisa terus diberikan hingga kepala sekolah mengerti dalam menerapkan kurikulum tersebut.
"Batas waktunya tidak bisa ditentukan sampai mereka benar-benar mengerti,” imbuhnya.
Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha mengaku, pesimis jika kurikulum 2013 akan berjalan dengan baik di Kabupaten Bekasi. Menurutnya, kebijakan pemerintah pusat tidak sejalan dengan pemerintah daerah.
"Saya meragukan akan terjadi situasi kondusif saat kurikulum itu diberlakukan. Sebab banyak produk kebijakan di dunia pendidikan ala pemerintah pusat tidak connect saat diterapkan di sebuah wilayah. Apalagi kalau serba mendadak dan tanpa penelitian dan survei lapangan secara komprehensif,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SDN Telaga Asih 01, Wahid mengaku, banyak perbedaan dalam Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya. Kendati demikian, pihaknya mencoba menyesuaikan kurikulum tersebut di sekolahnya.
"Dalam kurikulum baru ini, siswa diajarkan lebih kreatif dan aktif, dan guru pengajar hanya membimbing supaya siswa aktif dalam menggali pelajaran. Kurikulum baru ini, memang asing namun kalau sudah dilaksanakan itu akan terbiasa,” pungkasnya.(gir/arm)
PELAKSANAAN Kurikulum 2013 (K-13) di Kota Bekasi belum sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa sekolah mengaku, kebingungan dengan penerapan kurikulum
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SMMPTN-Barat 2025 Diluncurkan, Tersedia 17.909 Kursi, Ini Mekanisme Pendaftarannya
- Daftar FKG UM Surabaya Berhadiah Student Dental Kit, Catat Syaratnya
- Global Sevilla School Gandeng Didit Hediprasetyo Bentuk Karakter dan Mindfulness Anak
- PENABUR Kids Festival 2025 Mencetak Anak Indonesia Hebat
- Hati Tertinggal di Merauke, Tergerak Bikin Program Pendidikan
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah