Terlalu Riskan Menaikkan Harga BBM Subsidi

Terlalu Riskan Menaikkan Harga BBM Subsidi
Ilustrasi SPBU. Foto: Pertamina

’’Penggunanya adalah kalangan kelas menengah dan atas. Jadi, kenaikannya masih bisa ditoleransi asalkan tidak terlalu tinggi,’’ terang Bhima.

Salah satu badan usaha BBM yang telah menaikkan harga jual adalah PT Shell Indonesia. Perusahaan asal Belanda itu menaikkan harga dua kali dalam sebulan.

Berdasar data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Shell menaikkan harga BBM pada 17 September 2018 dan 28 September 2018.

Kenaikannya mulai Rp 250 per liter sampai Rp 500 per liter. Harga BBM reguler Shell yang beroktan 90 naik menjadi Rp 9.900 per liter dari sebelumnya Rp 9.400 per liter.

Kenaikan harga tersebut membuat harga jual BBM Shell kini paling mahal jika dibandingkan dengan badan usaha BBM lainnya seperti Total, Pertamina, maupun Vivo.

Sementara itu, Pertamina masih bungkam saat ditanya tentang rencana kenaikan harga BBM.

Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala N. Mansury menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan adanya rencana kenaikan harga BBM untuk pertalite dan pertamax series. (vir/nis/c14/oki)


Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi belum tepat meski pada September terjadi deflasi 0,18 persen.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News