Ternyata, Di Tempat Inilah Sang Jenderal Menyusun Strategi Perang Melawan Jepang

Ternyata, Di Tempat Inilah Sang Jenderal Menyusun Strategi Perang Melawan Jepang
Situs Air Kaca peninggalan Perang Dunia II di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. FOTO: Malut Post/JPNN.com

“Di Air Kaca, MacArthur disebut-sebut menyusun strategi perangnya melawan Jepang. Waktu itu tempat ini belum dinamai Air Kaca,” tutur Syukur.

Nama Air Kaca baru santer terdengar setelah perang berakhir dan Pasukan Sekutu angkat kaki dari Morotai. Dengan kepergian Sekutu, warga setempat memiliki akses yang luas untuk memanfaatkan mata ait tersebut. Kejernihan airnya membuat orang-orang dapat bercermin di permukaan air.

”Karena itu kemudian kerap disebut Air Kaca. Nama tersebut terbawa hingga sekarang, meski kini airnya tak sejernih dulu lagi karena kurang terurus,” tambah Syukur.

Sayang, meski memiliki nilai sejarah yang tinggi, seperti halnya situs sejarah lainnya di Pulau Morotai, Air Kaca kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. Padahal, lokasinya yang dikelilingi ratusan pohon rimbun menjadikan tempat tersebut sempurna untuk peristirahatan. Saat Sail Indonesia di Morotai (SIM) 2012 silam, Pemkab membangunkan jalan setapak dan tembok di sekitar situs ini.

“Namun setelah itu tidak ada lagi. Padahal saya sudah beberapa kali mengirimkan proposal agar dibangunkan toilet dan tempat peristirahatan untuk pengunjung. Hingga sekarang belum ada respon dari Pemkab,” papar Syukur.

Lantaran minimnya perhatian pemerintah, Syukur selaku pemilik lahan berinisiatif merawat sendiri lingkungan di sekitar Air Kaca. Di tiap kesempatan, pria yang berprofesi sebagai petani ini membersihkan lokasi lahan yang juga ia tanami jagung itu. Lahan tersebut merupakan warisan orangtua Syukur.

“Saya berharap situs ini bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Sudah banyak pengunjung yang datang ke sini dan menanyakan mengapa tidak ada cottage atau setidaknya tempat duduk untuk mereka bersantai,” pungkasnya.(din/kai/fri/jpnn)

Air Kaca merupakan sebuah ceruk mata air alami di Lingkungan Joubela Desa  Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Pada masa Perang Dunia II, mata


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News