Teroris Bajak Laut

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teroris Bajak Laut
Ilustrasi Densus 88. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dalam ‘’Failed States: The Abuse of Power and Assault on Democracy’’ (2006) Chomsky mengungkapkan sejumlah fakta yang mendukung pendapatnya bahwa Amerika adalah negara gagal. Dua poin utama yang disorot Chomsky adalah penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dan serangan terhadap demokrasi (assault on democracy).

Program keamanan dalam negeri ‘’homeland security’’ yang menjadi andalan Amerika, oleh Chomsky diplesetkan menjadi ‘’homeland insecurity’’ ketidakamanan dalam negeri. Rakyat Amerika makin merasa tidak aman karena ditakut-takuti oleh ancaman teror yang dibesar-besarkan.

Rakyat Amerika merasa tidak aman karena kebijakan pemerintah yang sangat dikuasai oleh konspirasi partai politik dan oligarki pengusaha.

Industri layanan kesehatan, yang menyangkut hajat hidup orang banyak, sampai sekarang tetap dikuasai oleh swasta sehingga menyebabkan asuransi kesehatan mahal dan tidak terjangkau oleh kalangan bawah.

Kalau demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat, maka menurut Chomsky Amerika bukan negara demokrasi. Amerika sudah dibajak oleh elite korporasi dan oligarki yang sangat berpengaruh terhadap berbagai kebijakan publik.

Chomsky menyebut Amerika sebagai negara gagal karena tidak berhasil memberi rasa aman kepada warga negaranya dari ancaman teror, dan tidak adanya jaminan bagi terlaksananya hak-hak demokrasi warga negara.

Amerika menjadi negara gagal karena institusi demokrasi tidak berjalan dengan semestinya karena sudah dibajak oleh kepentingan oligarki bisnis dan politik.

Perang melawan teror menjadi momok yang menakutkan warga. Ketakutan massal sengaja diciptakan untuk melegitimasi pengeluaran anggaran belanja militer yang besar atas nama perang melawan teror di seluruh dunia.

Si bajak laut balik bertanya, mengapa kamu mengacau keamanan di seluruh dunia dan disebut kaisar?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News