Terorisme dan R20

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Terorisme dan R20
Pembukaan Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders di Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11). Foto: Dok. R20

Agama—dalam hal ini Islam—sering dianggap sebagai faktor detrimental dalam pembangunan ekonomi.

Kekerasan atas nama agama terjadi sepanjang sejarah manusia.

Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.

Di Indonesia, karena mayoritas penduduk beragama Islam, kekerasan atas nama Islam sering kali muncul, baik dalam skala besar seperti bom Bali, maupun skala kecil seperti kasus perempuan yang masuk pintu gerbang Istana Merdeka.

Kekerasan atas nama agama bukan monopoli Islam.

Karen Armstrong melakukan studi ekstensif mengenai kekerasan dan agama dalam bukunya ‘’The Field of Blood’’ (2010).

Buku ini merupakan tanggapan terhadap pandangan umum bahwa agama merupakan sumber kekerasan, dan bertanggung jawab terhadap berbagai teror atas nama kelompok agama yang kian sering terjadi akhir-akhir ini di pelbagai tempat.

Armstrong memperlihatkan bahwa alasan sesungguhnya bagi perang dan kekerasan sepanjang sejarah manusia sangat sedikit terkait dengan agama.

Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News