Terorisme dan R20
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Empat kali perang salib yang menjadi peristiwa ikonik dan menjadi justifikasi adanya konflik agama, motifnya tidak melulu soal agama.
Yang terjadi terhadap kaum muslimin, sebenarnya juga terjadi terhadap kaum ortodoks dan bangsa-bangsa pagan pra Kristen.
Armstrong dan Fueller sering disebut—dengan agak pejoratif—sebagai pembela Islam.
Akan tetapi, studi komprehensif yang dilakukan oleh dua ilmuwan itu membuktikan bahwa kekerasan yang terjadi atas nama agama terjadi di semua agama dan bukan monopoli Islam.
Para pemimpin agama di forum R20 harus sama-sama mengakui secara jujur bahwa agama mereka sama-sama mempunyai sejarah terhadap kekerasan.
Jika diperlukan adanya moderasi beragama, maka bukan hanya Islam yang harus melakukannya, tetapi semua agama harus melakukan moderasi. (**)
Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- BNPT: Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme jadi Tantangan Pemerintahan Baru
- Tindakan SY terhadap Bocah Perempuan Ini Sungguh Tak Terpuji
- ChildFund International Gencar Melindungi Anak-Anak dari Kekerasan & Eksploitasi
- Tindak Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat, Wakil Ketua MPR Merespons Tegas!
- Demi Peningkatan Literasi, Kemenag Siapkan 25 Tema Khotbah Jumat 2024