Terpidana Teroris Bisa Jalan-Jalan ke Jakarta

Terpidana Teroris Bisa Jalan-Jalan ke Jakarta
Terpidana Teroris Bisa Jalan-Jalan ke Jakarta
Tak pelak, buku Khairul mendapat kritik dari kalangan alumni Afghanistan. Abu Rusdan menyebut buku itu melecehkan makna jihad. "Ini slengekan (bercanda, red) tapi digunakan untuk kampanye deradikalisasi yang amat serius konsekuensinya," kata lelaki yang pernah berguru langsung pada Dr Abdullah Azzam di perbukitan Saddar Pachinar Afghanistan (1987) ini.

Jihad, kata Abu Rusdan, tidak bisa dibahas dengan canda dan senda gurau. "Kita ini merdeka karena jihad. Bung Tomo dulu dengan lafal takbirnya mengobarkan semangat jihad arek-arek Suroboyo hingga Belanda kalah," katanya.

Akhwan dari JAT lebih keras lagi kritiknya. "Tulisan Khairul Ghazali ini mengobarkan kebencian. Lihat saja halaman 169 yang isinya menggambarkan ustad Abu Bakar Baasyir sebagai sosok jahat sekali. Astaghfirullah ini buku fitnah," katanya.

Menurut ustad asal Malang ini, Abu Bakar Ba"asyir tak pernah setuju dengan aksi-aksi terorisme. "Bahkan dia sudah dicap ulama su" (buruk) oleh si Syarif yang meledakkan diri di Cirebon karena tak memberi restu untuk tindaakan-tindakan kekerasan," katanya.

JAKARTA---Ini cara paling mudah bagi terpidana teroris untuk jalan-jalan keluar penjara. Menulis buku kemudian menawarkannya pada Badan Nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News