Terpuruk karena Mafia Perjudian
Kamis, 16 Juni 2011 – 19:15 WIB
Berbeda dengan Calciopoli di mana para petinggi klub yang terlibat mempengaruhi wasit agar memberikan keuntungan kepada mereka dengan berbagai cara. Kali ini, skandalnya lebih mirip pada skandal Totonero yang terjadi pada 1980.
Baca Juga:
Ketika itu, sejumlah pemain dari lima klub Serie A, yakni AC Milan, Lazio, Perugia, Bologna, dan Avellino (Serie A), serta dua klub Serie B Taranto dan Palermo, terlibat pengaturan skor untuk kepentingan perjudian pada beberapa laga.
Salah satu tokoh penting yang terlibat dalam skandal Totonero adalah Paulo Rossi. Dia akhirnya dijatuhi dengan hukuman tiga tahun larangan aktif di sepak bola, tapi akhirnya direduksi menjadi dua tahun dan berkesempatan membela Italia di Piala Dunia 1982, di mana mereka jadi juara.
Hanya, situasinya berbeda dengan saat ini. Sebab, sekarang perjudian di sepak bola sudah dilegalkan, dengan aturan-aturan tertentu. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan kelompok tertentu yang disinyalir jadi pengatur sejumlah pertandingan.
SEPAK BOLA Italia memang tidak pernah jauh dari skandal. Lima tahun lalu skandal Calciopoli merebak, kini Italia kembali diguncang oleh skandal pengaturan
BERITA TERKAIT
- Victor Osimhen jadi Rebutan MU, Chelsea hingga PSG
- Liverpool Umumkan Arne Slot Pelatih Baru yang Menggantikan Juergen Klopp
- Jadwal VNL 2024: Match Pertama Hadirkan Final Tahun Lalu
- Daftar Pemain Timnas Argentina Persiapan Copa America 2024: Tak Ada Paulo Dybala
- Kolaborasi Pertamina & Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Indonesia Mendunia
- Palermo vs Venezia: Jay Idzes Cs Buka Kans Promosi ke Serie A