Tidak Ada Banjir, Orang Itu Juga Menghujat Anies Baswedan

Tidak Ada Banjir, Orang Itu Juga Menghujat Anies Baswedan
Banjir di daerah Cawang Jakarta Timur, Rabu (1/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim menanggapi munculnya desakan agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundurkan diri karena dinilai gagal mengatasi banjir.

Menurut dia, aksi hujat-menghujat akibat banjir yang melanda ibukota dan sekitarnya sesungguhnya adalah hal biasa. Bahkan tanpa banjir pun mereka yang hobi menghujat itu akan mencari kesalahan Anies Baswedan.

"Seharusnya Mas Anies tidak menghiraukan hujatan mereka. Yang harus diperhatikan saat ini justru adalah penanganan akan dampak yang ditimbulkan oleh banjir tersebut," kata Ramli dalam pesan elektroniknya, Jumat (3/1).

Dia juga meminta masyarakat melihat fakta yang ada. BMKG mencatat, curah hujan di Jakarta adalah yang tertinggi sepanjang sejarah sejak dilakukannya pencatatan.

Sebaran curah hujan ekstrem tersebut, menurut BMKG, lebih tinggi dan lebih luas dibandingkan kejadian banjir Jakarta pada 2007 dan 2015.

"Bahkan, curah hujan kali ini mencatatkan rekor curah hujan tertinggi sejak 1866. Sehingga menghujat Gubernur Anies hanya akan dilakukan oleh mereka yang selama ini memang tak senang dengan Anies," ujarnya.

Salah satu dampak besar banjir Jakarta adalah keberadaan 1.561.396 pelajar DKI yang kemungkinan besar mengalami dampak dari banjir ini.

Kemungkinan ada yang sekolahnya aman tetapi rumah mereka terendam atau sebaliknya, rumah mereka aman tapi sekolah mereka terdampak.

Ketum Ikatan Guru Indonesia Ramli Rahim mengingatkan Anies Baswedan fokus menangani dampak banjir Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News