Tiga BUMN Diprivatisasi

Gara-Gara Mesin Pabrik Banyak Yang Sudah Tua

Tiga BUMN Diprivatisasi
Tiga BUMN Diprivatisasi
Dalam skema privatisasinya, pemerintah akan melepas 100 persen saham PT Sarana Karya untuk kemudian diserahkan kepada Wijaya Karya, BUMN lain yang juga bergerak di sektor konstruksi. Adapun di PT Primissima, pemerintah akan melepas 52,79 persen sahamnya kepada Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) Investment yang juga merupakan pemegang saham Primissima.

Primissima adalah BUMN yang bergerak di industri tekstil. Selama ini, kondisi perusahaan bermasalah karena mesin-mesinnya sudah tua, sedangkan perusahaan tidak memiliki dana untuk membeli mesin-mesin baru. Bahkan, dari sisi operasional, penyediaan kapas juga sering terlambat. "Akibatnya, margin dan ekuitas perusahaan negatif dalam tiga tahun terakhir," jelasnya.

        

Sedangkan untuk PT Kertas Padalarang, pemerintah akan mendivestasi 7,74 persen sahamnya kepada BUMN yang lain yang memiliki lini bisnis sejalan, yakni Perum Peruri. Menurut Agus, kondisi Kertas Padalarang juga sulit karena mesin-mesin produksi yang sudah tua dan perusahaan tidak memiliki modal untuk peremajaan. "Apalagi, persaingan di bisnis kertas ini sangat ketat karena banyaknya pemain swasta skala besar," ucapnya.

Zulkieflimansyah menambahkan, meski Komisi XI sudah memberi persetujuan, namun juga memberikan catatan. Khusus untuk privatisasi PT Sarana Karya, DPR meminta agar Wijaya Karya yang nanti menjadi pemegang saham bisa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Buton, Sulawesi Tenggara. (owi/kim))

JAKARTA - Jalan panjang privatisasi tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhirnya tuntas. Ini setelah Komisi XI DPR memberikan persetujuan privatisasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News