Tiga Catatan Waketum MUI soal Kunjungan Raja Salman

Tiga Catatan Waketum MUI soal Kunjungan Raja Salman
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud berbincang-bincang "veranda talk" dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/3). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

jpnn.com - jpnn.com - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ‎Zainut Tauhid Sa'adi memberikan beberapa catatan kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.

Pertama, mengembangkan Islam moderat.‎ Indonesia dan Arab Saudi memiliki komitmen sama untuk mengembangkan Islam wasathiyah (moderat). Yakni Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh (toleransi) dan tawazun (keseimbangan), Islam yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah.

Bukan Islam yang ekstrim (tatharruf), baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.

Bukan Islam yang melampaui batas dan juga bukan Islam radikal yang menjurus kepada tindakan terorisme.

"Diharapkan kunjungan Raja Salman bisa menekan kelompok-kelompok radikal dan terorisme sehingga gerakannya bisa ditangkal dan daya rusaknya tidak meluas," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/3).

Lebih dari itu kunjungan Raja Salman juga diharapkan bisa meletakkan dasar-dasar toleransi dan persaudaraan antar umat Islam, khususnya dalam pengamalan ajaran agama yang sering kali terusik karena adanya perbedaan pandangan dan ijtihad khususnya masalah cabang dalam ajaran agama (furu'iyah).

Sehingga terbangun saling menghormati, saling menolong dalam hal yang sudah disepakati, dan saling menenggang dalam hal yang berbeda.

Kedua, melawan radikalisme dan terorisme‎.‎ Komitmen Raja Salman untuk melawan dan memerangi faham radikalisme dan terorisme patut diapresiasi.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ‎Zainut Tauhid Sa'adi memberikan beberapa catatan kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News