Tiga Perbedaan Bom Bunuh Diri JI dan JAD, Mereka Mengerikan!

Tiga Perbedaan Bom Bunuh Diri JI dan JAD, Mereka Mengerikan!
Ali Fauzi Manzi. Foto: Muhammad Budi/Radar Pacitan/JPG

Ketiga, perbedaan JI dengan ISIS sudah terjadi pada pemaknaan jihad tanzhim. Jika JI bergerak sebagai sebuah satu kesatuan terorganisasi, JAD bergerak dalam sel-sel kecil yang lebih otonom. Cukup mendapat perintah ’’lakukan amaliyah’’, mereka pun melakukannya dalam sel kecil sesuai dengan kemampuan sel kecil tersebut.

BACA JUGA: Mereka tak Waras? Begini Penjelasan Ali Fauzi

Karena itu, efek kerusakannya terbilang kecil. Kerap, dari sejumlah teror, yang mati adalah anggota ISIS itu sendiri. Bukan sasarannya. Misalnya, serangan bom di Mapolrestabes Surabaya dan GKI Jalan Diponegoro, Surabaya.

Namun, ideologi yang membuat mereka bisa mengorbankan perempuan dan anak mereka adalah pandangan mereka soal jihad. Ketika melancarkan teror, mereka merasa jihad mereka adalah jihad daf'i atau jihad defensif. Dalam jihad defensif ini, memang diperbolehkan menggunakan perempuan dan anak sebagai senjata.

’’Inilah yang kemudian membuat mereka tega memakaikan bom ke anak-anak mereka sendiri,’’ ungkap Ali.

Karena itu, mantan instruktur di Kamp Hudaibiyah dan Pawas, Filipina Selatan, tersebut menyatakan, para pengikut ISIS itu merupakan potensi yang mengerikan. ’’Sebab, boleh dibilang, mereka menggunakan segala cara. Antisipasinya menjadi repot karena perempuan dan anak-anak menjadi senjata,’’ tandasnya. (c5/ano)

 


Ada perbedaan aksi pengeboman oleh teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), menurut Ali Fauzi.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News