Tiket Pesawat Mahal, PHRI Menjerit
Bahkan, sambung Sahmal, turunnya okupansi ini juga menjadi keprihatinan PHRI secara nasional akibat tingginya biaya tiket pesawat.
Permasalahan tersebut sempat dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di Jakarta.
Selain bisnis perhotelan yang melesu, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari Balikpapan juga mengalami kendala pengiriman ke daerah lain.
Profit yang ditargetkan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin tidak tercapai.
Alhasil, sektor ekonomi kreatif di Balikpapan juga cenderung stagnan.
“Kehadiran biaya bagasi itu juga membuat okupansi hotel di Balikpapan pada awal tahun ini menurun. Jadi lebih sepi. Orang yang datang ke Balikpapan pun tak mau banyak belanja karena tidak mau bayar bagasi,” terang Sahmal. (aji/ndu/k18)
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip mengatakan, Pemkot Balikpapan dan Pemprov Kalimantan Timur harus serius menggeliatkan sektor pariwisata jika ingin memiliki sumber pendapatan asli daerah (PAD) lain.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kabar Fantastis! AirAsia Tawarkan Tiket Pesawat ke Luar Negeri Hanya Rp 1
- 2 Hari Berturut-turut Tiket Pesawat Manado -Jakarta Ludes, Harga Hingga Rp 12 Jutaan
- Menhub Budi Bakal Tindak Tegas Maskapai yang Tidak Menaati Tarif Batas Atas
- Harga Tiket Pesawat Naik? Dirut Garuda: Itu Gosip!
- Menhub Budi Mengingatkan Maskapai Penerbangan tidak Menaikkan Harga Tiket Berlebihan
- Digitalisasi Mendongkrak Pertumbuhan Industri Pariwisata Berkelanjutan