Tim Capres Adu Real Count

Tim Capres Adu Real Count
Tim Capres Adu Real Count

JAKARTA - Hasil hitung cepat pemilu presiden (pilpres) nampaknya sudah tidak menjadi ajang adu klaim dua pasangan calon dalam pemilu presiden. Berbekal salinan formulir C1, masing-masing pasangan calon kali ini beradu data berdasarkan data penghitungan riil atau real count pilpres.
 
Meski sudah berbasis real count pilpres, masih terdapat dua perbedaan hasil real count, baik dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pasangan Prabowo-Hatta mengklaim telah unggul dalam real count dengan margin lebih dari lima persen. Sementara pasangan Jokowi-JK juga mengklaim keunggulan dengan margin yang kurang lebih sama.
 
Kubu Prabowo-Hatta nampak optimis dengan tingkat akurasi real count mereka. Pasangan calon nomor urut satu ini mempercayakan proses tabulasi nasional mereka kepada pusat tabulasi nasional yang diolah oleh Partai Keadilan Sejahtera, salah satu anggota koalisi merah putih.
 
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Mahfudz Siddiq saat dihubungi menyatakan, tabulasi nasional DPP PKS selama ini telah digunakan dalam berbagai pesta demokrasi. Pada pemilu legislatif lalu, pusat tabulasi nasional DPP PKS juga dimanfaatkan untuk mengetahui, sekaligus menjaga perolehan suara partai.
 
"Kami mengandalkan kekuatan kader yang juga menjadi saksi di setiap daerah," ujar Mahfudz.
 
Menurut Mahfudz, data yang dikelola merupakan hasil penghitungan formulir C1 dari setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Data itu dikirim langsung ribuan kader PKS dari berbagai daerah, untuk langsung diolah di pusat tabulasi DPP PKS.

Dari DPP PKS, data itu disampaikan ke pusat tabulasi nasional pasangan Prabowo-Hatta. "Disampaikan di suatu tempat, bukan di Rumah Polonia," ujar Mahfudz tanpa menjelaskan lebih lanjut.
 
Ketua DPP PKS Jazuli Juwaini menambahkan, keberadaan saksi menjadi hal yang krusial dalam hal rekapitulasi suara pilpres. PKS dalam hal ini ditunjuk pasangan Prabowo-Hatta sebagai penanggung jawab saksi dari kaolis merah putih.
 
"Para saksi dipersiapkan fisik, psikis dan pengetahuannya mengenai pilpres ini. PKS mempersiapkan saksi dengan semaksimal mungkin. Seluruh TPS dipenuhi kebutuhan saksinya," kata Jazuli. Tidak kurang 470.000 saksi diklaim telah dikerahkan untuk memantau 479.183 TPS yang tersebar di dalam dan luar negeri.
 
Terkait tabulasi, Jazuli menyatakan bahwa PKS terus melakukan pemantauan tabulasi suara berbasis"real count. Tim di Pusat Tabulasi Suara Nasional terus memantau perkembangan suara di seluruh tanah air. "Tabulasi nasional PKS sudah terbukti memiliki akurasi di berbagai pilkada," ujarnya.
 
Hingga tabulasi dilakukan pada Selasa (15/7) lalu, pusat tabulasi nasional Prabowo-Hatta mengklaim keunggulan pasangan calonnya. Pasangan nomor urut satu itu unggul dengan perolehan 53,52 persen suara. Sedangkan pasangan Joko Widodo-JK, hanya memperoleh 46,48 persen suara.
 
Tidak kalah dengan pasangan Prabowo-Hatta, pemantauan real count pasangan Jokowi-JK juga berlangsung secara intensif. Koordinator saksi pemilu presiden pasangan Jokowi-JK, Djarot Saiful Hidayat menyatakan, timnya mengandalkan sedikitnya 165 ribu koordinator lapangan (korlap) untuk melakukan pemantauan langsung di setiap TPS.
 
"Mereka lapor perolehan suara setiap TPS melalui pesan singkat, surat elektronik (email), hingga situs web khusus. Data kemudian masuk ke sistem TI pusat di Jakarta," ujar Djarot saat menjelaskan sistem tabulasi nasional tim Jokowi-JK yang terpusat di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa (15/7).
 
Pusat tabulasi nasional Jokowi-JK berada di lantai empat kantor DPP Partai Nasdem. Di sana, terdapat jajaran layar monitor yang berisi rekapitulasi perolehan suara baik pasangan nomor urut satu dan dua. Terdapat 33 layar monitor, yang disesuaikan dengan jumlah provinsi di Indonesia yang menyelenggarakan pilpres 2014. Ruangan tabulasi itu untuk sementara masih dinyatakan steril, dan direncanakan baru akan dibuka pada hari ini.
 
Djarot menjelaskan, korlap di daerah tidak hanya menyampaikan jumlah perolehan suara berdasarkan C1. Namun, mereka juga wajib menyampaikan salinan formulir rekapitulasi, untuk dijadikan satu dokumen besar dalam pusat tabulasi nasional pusat.
 
"Ini yang akan menjadi pegangan kami untuk membandingkan scan C1 folio yang ada di KPU nanti," ujarnya.
 
Data yang masuk melalui sistem IT, kata Djarot, nantinya akan dikomparasi dengan sistem perhitungan manual. Seperti diketahui, setelah penghitungan di tingkat TPS, dilakukan rekapitulasi suara secara manuai di setiap kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat pusat pada 22 Juli nanti.  "Data yang tercatat kini sudah lebih dari 90 persen," ujarnya.
 
Hingga data masuk di dalam real count versi Jokowi-JK per Selasa (15/7), pasangan nomor urut dua itu unggul dengan 53,46 persen. Jokowi-JK unggul 6,92 persen dibandingkan pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta 46,54 persen. Jokowi-JK dinyatakan unggul di 24 provinsi, sementara Prabowo-Hatta hanya di sembilan provinsi. (bay)


JAKARTA - Hasil hitung cepat pemilu presiden (pilpres) nampaknya sudah tidak menjadi ajang adu klaim dua pasangan calon dalam pemilu presiden. Berbekal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News