Tim Mawar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tim Mawar
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sedangkan 13 aktivis lainnya hilang tanpa jejak. Mereka adalah penyair Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Suyat, Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.

Jejak para mahasiswa dan aktivis itu tidak diketahui. Kalau mereka mati di mana kuburnya, kalau mereka disekap di mana tempatnya. Banyak yang menduga para aktivis itu diculik dan kemudian dibunuh. Para aktivis itu menjadi korban operasi rahasia militer yang tetap menjadi misteri.

Sampai sekarang, lebih dari 20 tahun kemudian, semua masih gelap. Keberadaan Tim Mawar pun sampai sekarang masih tetap menjadi misteri. Personel-personelnya sudah ada yang diadili dan dihukum.

Namun, mereka yang muncul adalah pelaku-pelaku pada level bawah dan mengaku bertindak sendiri tanpa ada komando dari atas.

Hal ini dianggap janggal dan tidak masuk akal. Tidak ada operasi militer dalam skala sepenting itu yang muncul dari inisiatif level bawah.

Operasi Tim Mawar diduga didalangi oleh pimpinan tertinggi Kopasssus ketika itu, yaitu Prabowo Subianto. Ada dugaan yang beredar luas bahwa Prabowo melakukan operasi itu atas perintah sang mertua Soeharto.

Prabowo kemudian dihadapkan pada sidang Dewan Kehormatan Perwira yang dipimpin oleh Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono. Sidang memutuskan untuk memecat Prabowo dari dinas militer.

Persoalan tidak berhenti sampai di situ. Meskipun Prabowo sudah dipecat dan anggota Tim Mawar sudah dihukum, tetapi Tim Mawar masih menjadi misteri dan enigma, karena rantai komando yang putus itu tidak bisa mengungkap dalang sesungguhnya dari operasi itu.

Bunga mawar akan tetap harum, tetapi kejahatan atas nama Tim Mawar akan tercium busuknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News