Timor Leste Akan Desak Perubahan Batas Laut dengan Australia

"Australia menjual apapun ke China, namun tidak menjual lebih banyak hanya karena China tidak mampu membeli lebih banyak," katanya.
"China telah membangun tiga buah bangunan buat kami, tidak satu pun yang setara dengan bangunan modern yang Anda miliki di sini di Darwin," papar Ramos-Horta.
Tentang Trump
Terkait presiden AS, sebelum pilpres Ramos-Horta memperingatkan bahwa Donald Trump akan menjadi ancaman bagi keamanan dunia jika menjadi presiden.
Namun peraih Nobel Perdamaian itu mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan seperti apa Presiden Trump nantinya.
Ramos-Horta mengatakan Trump seorang pragmatis dan hubungan global akan berubah dengan cepat di bawah kepemimpinannya.
"Tentu saja Donald Trump benar-benar baru, sangat berbeda, dari presiden Amerika seperti yang kita ketahui sebelumnya," katanya.
"[Dia] tidak dapat diprediksi, [tapi jika] semuanya sudah stabil dalam enam bulan ke depan, satu tahun, mungkin hal itu akan menjadi indikasi untuk tiga tahun ke depan," katanya.
Diterbitkan Kamis 11 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di ABC News
Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta menyatakan Presiden terpilih Francisco Guterres akan kembali mendorong perlunya perubahan batas laut antara negara itu dengan Australia.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina