Tinggalkan Australia demi Mengurus Anak Miskin di Tanah Air

Merasa Bahagia Dipanggil Mama oleh Anak Jalanan

Tinggalkan Australia demi Mengurus Anak Miskin di Tanah Air
Henny dan Yoanes saat menemui anak-anak di Nusa Tenggara Timur. Pasutri itu kini merasa hidupnya lebih berarti. Henny Kristianus for Jawa Pos/JPNN.com

Sayangnya, Henny dan Yoanes hanya setahun berada di Bandung. Dia kemudian kembali ke Jakarta. ’’Saat itu, pengusaha yang menggaji suami saya kerja di Bandung memberi proyek di Australia. Tapi, suami saya menolak karena kami sudah bertekad untuk kembali ke Indonesia dan berbuat sesuatu untuk masyarakat kurang mampu,’’ tegas ibu tiga anak tersebut.

Di Jakarta, pasutri itu kembali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Bahkan, keduanya sempat dipercaya LSM luar negeri untuk menjalankan kegiatan kemanusiaan di bidang pendidikan anak-anak. ’’LSM itu support untuk makanan anak-anak, sedangkan lainnya kami yang tanggung,’’ timpal Yoanes.

Awalnya, kegiatan-kegiatan yang mereka adakan hanya di sekitar Jakarta. Misalnya, mereka membuka kelas-kelas belajar untuk anak jalanan. Tapi, seiring waktu, kebutuhan dasar tersebut juga banyak dibutuhkan anak-anak di pelosok daerah.

Karena itu, keduanya lalu melakukan survei ke sejumlah daerah terpencil. Salah satunya desa terpencil di Kau Barat, Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara. Di sana, mereka membuat sejumlah program kemanusiaan seperti makan untuk belajar, sekolah keterampilan, dan children rescue home.

’’Kegiatan kami berkesinambungan. Kami menunjuk warga setempat untuk membantu sebagai koordinator wilayah,’’ ujarnya.

Sejak 2012, Henny-Yoanes menjalankan misi sosial itu secara mandiri, tanpa keterlibatan LSM. Kerja sama dengan LSM asing hanya berjalan lima tahun. Meski begitu, kini desa binaan mereka justru semakin banyak. Berdasar catatan administrasi mereka, saat ini sudah ada 40 desa dengan empat ribu anak binaan.

’’Konsentrasi kami kini desa-desa di NTT (Nusa Tenggara Timur). Sebab, provinsi itu termasuk yang termiskin. Infrastruktur di sana juga belum terbangun dengan baik,’’ terang Yoanes.

Henny dan Yoanes mengaku menemukan kebahagiaan tersendiri ketika mengunjungi anak-anak binaannya dan melihat mereka mengalami perubahan signifikan. ’’Rasanya senang ketika mereka menjemput kami, memanggil saya mama dan berucap dalam bahasa Inggris,’’ ungkap Henny. (*/c5/ari)


Pasangan Yoanes dan Henny Kristianus dianugerahi soul yang sama di bidang kemanusiaan. Suami istri itu rela meninggalkan bisnis dan sejumlah fasilitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News