Tinggalkan Kampung Halaman, Putu Jadi Guru Gamelan
Senin, 04 Februari 2013 – 08:15 WIB
BERBAGI CERITA: Putu Gede Setiawan saat diwawancarai di Tokyo akhir pekan lalu. Foto: Henny Galla/Jawa Pos
Seorang guru tentu saja punya kebanggaan besar saat muridnya berhasil. Beberapa siswa Putu yang telah lulus banyak yang konsisten dengan jalur seni gamelan. Bahkan, ada yang membentuk band gamelan keliling dunia.
"Saya bangga mereka menggunakan gamelan sebagai jati diri sekaligus karir, meski mereka orang Jepang. Banyak orang Jepang yang serius dengan gamelan," terangnya.
Kendati kesuksesan telah diperoleh, ayah Amaki, 9, dan Mirei, 4, itu berencana merampungkan aktivitasnya di Jepang. Dia kangen tanah air. Rindu akan desiran ombak dan wangi bunga kamboja. "Saya berencana pulang. Ingin menyeriusi bidang desain," tandasnya sembari menyeruput kopi terakhir. (*/c2/oki)
MENGABDI bertahun-tahun di negeri orang sebenarnya bukan pilihan Putu Gede Setiawan. Namun, tragedi di tanah air memicunya untuk merantau jauh dari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu