Tinggi, Cerai Karena Beda Pandangan Politik

Perempuan Lebih Banyak Ajukan Cerai

Tinggi, Cerai Karena Beda Pandangan Politik
Tinggi, Cerai Karena Beda Pandangan Politik
JAKARTA - Percekcokan memang kerap membuat hukuman suami-istri tidak harmonis dan berujung perceraian. Namun, jangan dikira jika cekco tersebut masih didominasi urusan ekonomi dan ketidaksetiaan. Terbaru, beda pandangan politik justru menjadi tren penyebab tingginya angka perceraian saat ini.

"Agak aneh memang jika urusan politik saat ini lebih tinggi ketimbang pertengkaran urusan perut dan antar pasangan. Namun, itulah fakta yang di dapat Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Baperlag) Mahkamah Agung (MA). "Biasanya meningkat saat pemilu atau pemilihan presiden," ujar Ditjen Baperlag Wahyu Widiana.

Fakta tersebut bukan isapan jempol. Sebab, data lain dari Baperlag MA menunjukkan ledakan perceraian akibat beda pandangan politik sebanyak 402 kasus di 2009. Itu terjadi selama pemilihan legislatif dan presiden yang notabene hanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. "Di 2010, ketika situasi politik kembali normal, perceraian politik turun jadi 334 kasus belaka," ujarnya.

Data yang dirilis Baperlag, dari 285.184 perceraian seluruh Indonesia 2010 lalu, 334 diantaranya disebabkan oleh perbedaan pandangan politik. Dari prosentase memang kurang dari persen, namun hal itu tetap mencolok. Apalagi, dari jumlah tersebut paling banyak ada di Jawa Timur. "Total 221 pasangan cerai di Jatim," imbuhnya.

JAKARTA - Percekcokan memang kerap membuat hukuman suami-istri tidak harmonis dan berujung perceraian. Namun, jangan dikira jika cekco tersebut masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News