Tingkatkan Ekonomi Setelah Tsunami Selat Sunda, Istri Nelayan Produksi Aneka Olahan Laut

jpnn.com, PANDEGLANG - Bencana tsunami yang terjadi di Banten pada 2018 lalu berdampak signifikan pada seluruh ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.
Letusan Gunung Anak Krakatau memicu longsoran bawah laut sehingga menyebabkan tsunami menerjang wilayah pesisir di sekitar selat Sunda.
Bencana tersebut mengakibatkan ratusan korban jiwa, puluhan ribu masyarakat cedera dan mengungsi karena kerusakan infrastruktur, serta dampak ekonomi yang signifikan karena hilangnya lapangan kerja yang menjadi mata pencaharian untuk kehidupan sehari-hari.
Setelah tsunami 2018 meluluhlantakkan pesisir Banten, banyak keluarga nelayan kehilangan mata pencaharian.
Namun, para perempuan di komunitas ini tak tinggal diam.
Melalui pelatihan usaha, para istri nelayan mampu berdaya mengolah hasil laut menjadi produk bernilai jual tinggi demi membangun kembali ekonomi keluarga dan masyarakat mereka.
"Dulu, kami hanya bergantung pada penjualan hasil tangkapan suami. Sekarang, kami bisa mengolahnya sendiri menjadi produk yang bernilai lebih tinggi," ujar Siti Sadiah, salah satu istri nelayan di Pandeglang.
Kampung Hunian Tetap (Huntap) Desa Sumberjaya adalah salah satu lokasi relokasi bagi para korban tsunami Selat Sunda yang berada di Kabupaten Pandeglang.
Masyarakat didukung Telkom menginisiasi pelatihan pengolahan hasil perikanan, termasuk teknologi pengawetan dan pengemasan produk
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Bea Cukai Dukung UMKM di Bekasi dan Makassar Tembus Pasar Ekspor Lewat Kegiatan Ini
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas