Tiongkok Pamer Arogansi dan Sengaja Memprovokasi

Tiongkok Pamer Arogansi dan Sengaja Memprovokasi
TNI siap menjaga kedaulatan NKRI. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Willy Aditya mengingatkan pemerintah Indonesia jangan sampai terpancing dengan langkah-langkah provokasi Tiongkok di perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

"Pemerintah tidak boleh terprovokasi sehingga kita harus hati-hati melihat situasi yang berkembang di Natuna. Hukum laut internasional tidak memberi celah untuk terjadinya konflik yang mengeras dan berujung perang," kata Willy di Jakarta, Minggu (5/1).

Menurut anggota Fraksi Partai NasDem itu, apa yang dilakukan Coastal Guard China yang mengawal nelayannya masuk wilayah NKRI adalah upaya provokasi.

Willy juga mengatakan, pernyataan Kementerian Luar Negeri China yang berkeras dengan konsep internalnya menunjukkan arogansi untuk memprovokasi Indonesia masuk dalam dispute internasional wilayah laut.

"China sangat tahu dan cukup cerdik membaca situasi yang ada dan kekuatan yang dimilikinya. Semua negara akan bersepakat untuk menghindari perang karena akan mendorong penyelesaian melalui mekanisme negosiasi. China (Tiongkok) punya pengaruh yang cukup untuk digunakan memaksa Indonesia," ujarnya.

Willy mengingatkan bahwa tahun depan akan ada persiapan periodic review UNCLOS yang bisa menjadi celah masuk Tiongkok memasukkan isu-isu kelautannya.

Menurut dia, dalam catatan ratifikasi UNCLOS tahun 2006, Tiongkok tidak memilih International Court of Justics (ICJ), International Tribunal, International Arbitral Tribunal, maupun Special Arbitral Tribunal sebagai upaya penyelesaian sengketa wilayah laut dengan negara lain.

"Namun, China memilih menggunakan perangkat yang disediakan pada Pasal 298 (Paragraf 1, a, b, dan c) UNCLOS yang pada intinya menunjuk juru damai dan langsung berhubungan dengan negara bersengketa. Itulah kenapa China tidak mengakui putusan arbitrase sengketa China dengan Filipina," katanya.

Anggota Komisi I DPR RI Willy Aditya menilai Tiongkok sengaja menunjukkan arogansinya dengan mengklaim Laut Natuna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News