Tips dari Grant Thornton Supaya Cuan di Pasar Saham saat 'January Effect'

Tips dari Grant Thornton Supaya Cuan di Pasar Saham saat 'January Effect'
Setiap tahun pasar saham mengenal January Effect yang menjadi fenomena yang berulang. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penjualan Selasa (17/1), IHSG ditutup menguat 1,19 persen ke level 6.767,34. Indeks kembali ke atas 6.700 setelah terus bergerak di kisaran 6.600, bahkan sempat turun ke level 6.500, dalam delapan hari terakhir berturut - turut.

Kendati demikian, para investor masih dalam tahap mengamati atau wait and see apakah dalam 1 minggu kedepan momentum Januari Efek akan benar terjadi atau tidak.

Investor mulai mencermati berbagai sektor seperti sektor pertambangan, energi, barang konsumsi, hingga bahan baku, sektor perbankan, emiten dengan lini bisnis batu bara yang dinilai masih memiliki potensi di 2023.

Selain itu, cermati juga faktor eksternal seperti pelonggaran zero covid policy di Tiongkok dan krisis energi global yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina ditambah momentum persiapan Pemilu 2024 termasuk dinamika politik yang menyertainya.

"Juga potensi perang dagang baru antara Uni Eropa dengan Amerika Serikat tentunya akan mempengaruhi kondisi pasar pada 2023," ucap Marvin.

Menurut Marvin, untuk memanfaatkan January Effect dengan baik, investor harus memiliki strategi yang tepat.

“January Effect 2023 masih dibayangi oleh sejumlah sentimen global setelah tren kenaikan suku bunga mendominasi pasar sepanjang 2022. Maka dari itu, penting bagi investor untuk tetap memantau kondisi makro ekonomi, fundamental emiten pilihan, membuat profil risiko dan tujuan investasi," pungkas Marvin

Berikut strategi investasi dari Grant Thornton Indonesia yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan momen January Effect antara lain:

Setiap tahun pasar saham mengenal January Effect yang menjadi fenomena yang berulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News