Tips dari Grant Thornton Supaya Cuan di Pasar Saham saat 'January Effect'

jpnn.com, JAKARTA - Setiap tahun pasar saham mengenal January Effect yang merupakan fenomena berulang.
January Effect adalah kondisi naiknya harga saham pada Januari atau di awal tahun.
Para analisis mengatakan fenomena itu terjadi karena para investor kembali melakukan entry atau pembelian kembali saham-saham yang sempat dijual pada Desember.
Advisory Partner Grant Thornton Indonesia Marvin Camangeg menilai January effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar saham, yang bisa muncul bisa juga tidak.
Meski paparan berbagai teori dan strategi tentang January effect sudah ada, tetapi tidak ada jaminan akan tingkat pengembalian akan kebal terhadap potensi kerugian.
"Maka dari itu, akan jauh lebih aman untuk tetap menyikapi January effect dengan bijaksana," ungkap Marvin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/1).
Menurutnya, investor harus memiliki beberapa pertimbangan untuk membeli saham.
Saat ini, mengawali 2023, January Effect diprediksi terjadi tahun ini didukung dampak pandemi yang sudah mereda, serta dicabutnya status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh Presiden Joko Widodo.
Setiap tahun pasar saham mengenal January Effect yang menjadi fenomena yang berulang.
- Investor Sambut Antusias Masuknya Mardigu di Bank BJB
- Bagikan Dividen Rp 249,31 Miliar, Bank DKI Siap Melantai di Pasar Saham
- Perluas Jangkauan Bisnis, Gotrade Buka Cabang Pertama di Surabaya
- Nilai Saham Telkom Masih di Level Rp 2.600, Analis Merespons
- Prabowo Bertemu 19 Perusahaan Raksasa Korea, Dapat Investasi Rp 259 Triliun
- Harga Bitcoin Tembus Rp1,56 Miliar, CEO Indodax Ajak Masyarakat Mulai Mengubah Pola Pikir