TNI Sudah Tahu Strategi KKB Setelah Kocar-kacir, Begini

Berkaitan dengan kondisi masyarakat yang sudah dievakuasi, Aidi menyampaikan bahwa semuanya sudah berkumpul dengan kerabat masing-masing.
Mereka enggan kembali ke Banti maupun Kimbeli lantaran khawatir diisolasi lagi oleh KKB. ”Sudah trauma. Mereka cari tempat aman,” ucap dia.
Akibatnya, aktivitas masyarakat di Banti dan Kimbeli terganggu. Sebab, tidak ada lagi yang berjualan kebutuhan pokok. ”Masyarakat pendatang hilang. Sekarang perekonomian di sana macet total,” ujarnya.
Informasi terbaru yang diterima Kodam XVII/Cendrawasih sekitar seribu orang masyarakat Banti dan Kimbeli meminta diungsikan.
Mereka khawatir lantaran kebutuhan logistik saat ini hanya mengandalkan bantuan TNI – Polri dan PT Freeport Indonesia.
”Mereka tadi (kemarin) habis dari gererja musyawarah untuk diungsikan ke Timika,” terang Aidi.
Guna memfasilitas permintaan masyarakat, TNI – Polri sudah menyiapkan lokasi pengungsian di Timika. Mereka juga berkoordinasi dengan PT Freeport Indonesia untuk menyiapkan angkutan.
Karena itu, Aidi memastikan bahwa tidak ada masalah soal keinginan masyarakat Banti dan Kimbely mengungsi. Masalahnya, sudah sebulan lebih anak-anak di dua desa tersebut tidak bersekolah.
Anggota KKB yang belum teridentifikasi secara detail cukup menyulitkan. Sebab, hanya data tokoh-tokoh kelompok itu yang sudah mereka kantongi.
- 11 Korban KKB Telah Dievakuasi dalam Kondisi Tewas
- Sempat Disandera KKB, Pasutri Berhasil Selamatkan Diri
- Tim Gabungan Evakuasi 2 Jasad Korban Pembantaian KKB di Yahukimo
- KKB Menyerang dan Membakar Rumah, 6 Guru Tewas
- Kasus Senjata Api untuk KKB: 7 Tersangka Ditangkap di Jatim, Yogyakarta, Papua Barat
- Terungkap Alur Penyelundupan Senjata Produksi Pindad Oleh Eks TNI AD untuk KKB