Toleransi Rendah dalam Ruang Digital Picu Hate Speech, Cyberbullying, dan Hoaks

Toleransi Rendah dalam Ruang Digital Picu Hate Speech, Cyberbullying, dan Hoaks
Kemenkominfo bersama UIN Ar-Raniry menyelenggarakan literasi digital sektor pendidikan. Foto dok. Kemenkominfo

Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso menyampaikan toleransi menjadi hal yang difokuskan Kemenkominfo untuk membentuk ruang digital yang sehat dan ramah.

Selain menyediakan atau membangun infrastruktur internet, Kemenkominfo juga berusaha membangun lingkungan yang ramah agar aktivitas digital berjalan dengan baik. 

Oleh karena itu, membangun rasa toleransi merupakan hal yang sangat kami usahakan saat ini melalui literasi digital.

Bambang menekankan bahwa kondisi toleransi yang rendah menyebabkan munculnya penyakit digital seperti hate speech, cyberbullying, dan juga penyebaran hoaks. 

“Ingat internet dan sosial media adalah ranah publik yang dapat dilihat oleh semua orang, kebanyakan netizen menganggap dunia siber berbeda dengan dunia nyata. Jadi, tidak perlu etika di sana," tegasnya. 

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Dr. Ir. Dirhamsyah menjelaskan sebagai user (pengguna), literasi digital, Islam harus bisa diwujudkan dalam satu kesatuan yang utuh.

Dia mengatakan memahami dan memaknai 4 pilar literasi digital dapat mengacu pada petunjuk dan pedoman yang bukan sekadar bersumber dari pengetahuan umum semata, tetapi juga merujuk pada pengetahuan Islam.

Sementara itu, Kepala Bidang Layanan E-government Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh Hendri Dermawan mengatakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan internet positif tidak akan mencapai titik maksimal bila tidak adanya andil dari masyarakat. 

Toleransi rendah dalam ruang digital picu hate speech, cyberbullying, dan informasi hoaks

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News