Tolong, Tinjau Lagi Kebijakan Mobil Masuk Kebun Raya Bogor

Tolong, Tinjau Lagi Kebijakan Mobil Masuk Kebun Raya Bogor
Kebijakan mobil boleh masuk KRB menuai pro dan kontra.

Tak cuma warganet, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor juga ikut bereaksi soal kebijakan KRB. Ketua KNPI Kota Bogor Bagus Maulana Muhammad men­gatakan, pengelola KRB tidak bisa membiarkan ikon Kota Bogor yang selama ini jadi kebanggaan warganya rusak karena kebijakan yang ‘ngawur’.

Sebab dengan diperbolehkan­nya kendaraan masuk, otomatis akan berimbas pada ling­kungan Kebun Raya yang tidak lagi asri dan alami, melainkan tercemar dengan gas emisi yang dihasilkan kendaraan. “Kebun Raya itu kan hutan. Ya idealnya masuk ke sana itu harusnya jalan kaki, bukan malah pakai kendaraan. Jangan bikin kebi­jakan yang berpotensi merusak dong,” ujar Bagus.

Kepala Bagian Tata Usaha KRB Ace Subarna mengakui bahwa dalam lima bulan terakhir jumlah kendaraan yang masuk KRB cukup membeludak. Walau diperbolehkan masuk, pihak KRB memberlakukan aturan tertentu. Kendaraan hanya boleh parkir di dalam, tidak boleh berjalan atau bergerak. Diberlakukan lokalisasi, hanya diperbolehkan masuk dari pintu tiga, khusus untuk akhir pekan.

Sayangnya, pihak KRB sulit membendung kendaraan yang masuk dan mengawasi pengunjung satu per satu. Ditambah pihaknya juga memiliki keterbatasan lahan parkir. “Kalau ada yang keliling ya kami tegur untuk tetap pada jalur yang ditentukan. Tapi sulit untuk mengawasinya. Kami juga sedang menjajaki sponsorship dengan pihak swasta untuk mengoperasikan sepeda bagi pengunjung dan petugas lapangan,” ujar Ace.

Sebab, saat ini Ace mengaku bahwa pengelola KRB tidak bisa menambah kawasan untuk slot parkir lantaran hal ini akan mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sementara Pemkot Bogor juga tidak memiliki area untuk menampung parkir kendaraan pengunjung KRB, terutama di hari libur.

“Dengan sangat terpaksa, kebijakan mengizinkan kendaraan masuk harus ditempuh, salah satu solusi mengatasi kemacetan di sekeliling KRB-Istana Bogor. Padahal, memang idealnya tidak ada Kebun Raya di dunia yang memperbolehkan kendaraan masuk, karena berpengaruh terhadap kenyamanan dan ruang terbuka hijau. Apalagi tujuan konservasi kan Go Green,” ungkapnya.

Menjawab itu, Bagus Maulana pun meminta agar Pemkot Bogor turun tangan untuk mengembalikan fungsi pool DAMRI sebagaimana mestinya. “Pool DAMRI itu harusnya jadi jadi pool bus wisata. Harusnya itu difungsikan sehingga pengunjung bisa memarkirkan kendaraannya di sana. Jadi mereka harus jalan ke KRB,” ujar Bagus.

Sementara anggota Komisi B Atmadja berpendapat bahwa kebijakan mobil boleh masuk KRB sah saja dilakukan asalkan sesuai aturan yang ada. “Sepanjang mobilnya tidak keliling cuma parkir saja, tidak masalah. Makanya pengawasan itu harus dilakukan KRB,” kata Atmadja.

Pihak Kebun Raya Bogor mengaku terpaksa mengizinkan kendaraan masuk sebagai salah satu solusi kemacetan KRB-Istana Bogor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News