TOP! Rupiah Terkuat sejak Mei 2015

Bahkan, pada sesi perdagangan siang kemarin, rupiah sempat menembus level terkuat di Rp 13.052 per USD.
Di kawasan Asia Pasifik, mayoritas mata uang memang perkasa terhadap dolar AS. Dari 13 mata uang utama, 10 diantaranya menguat. Penguatan terbesar dicapai won Korsel yang naik 0,94 persen, disusul rupiah 0,76 persen, dan dolar Singapura 0,57 persen. Sementara, tiga mata uang yang melemah adalah dolar Australia, dolar New Zealand, dan yen Jepang.
Menurut Agus, tren penguatan mata uang di kawasan Asia Pasifik terhadap dolar AS juga dipicu perkembangan ekonomi global yang dinilai kurang mengesankan.
Sebaliknya, ekonomi di emerging markets atau negara-negara yang tengah tumbuh menunjukkan perbaikan. ''Saat kita (Indonesia) membaik, recovery ekonomi global pelan sekali. Malah ada kecenderungan memburuk,'' kata bekas dirut Bank Mandiri dan mantan menteri keuangan tersebut.
Kondisi itu, lanjut Agus, membuat terjadinya aliran dana dari negara-negara maju ke emerging markets, termasuk Indonesia. Bank sentral mencatat, sepanjang Januari - Februari 2016, aliran dana masuk ke Indonesia mencapai Rp 35 triliun.
Dana-dana itu memang tergolong modal jangka pendek atau biasa disebut hot money alias uang panas. Dana itu masuk ke pasar surat berharga (obligasi) dan pasar saham. ''Makanya terjadi penguatan rupiah dan saham,'' ucapnya. (owi/ken/gen/sof)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fujifilm Meluncurkan Kamera Analog Instax Mini 41, Intip Fitur dan Harganya
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Bank Aladin Syariah & PP Muhammadiyah Perkuat Sinergi Lewat Edukasi Digital
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Gubernur Herman Deru Luncurkan Gebrak, Dukung Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah
- Herman Deru Realiasikan Pembagian Porsi Saham 10 % Pengelolaan Migas di Rimau