TOP! Si Tangan Dingin Ini

TOP! Si Tangan Dingin Ini
Tampak Pelatih Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari) Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara, Mogni Marasabessy pada sesi latihan kepada para atlet. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE – Meski fasilitasnya pas-pasan namun bisa meraih segudang prestasi. Ternyata fasilitas yang serba umusnya adalah semangat sebagai modal utama membuat Mogni “Ongen” Marasabessy mampu mencetak atlet-atlet berkualitas. Lewat tangan dinginnya, nama Tidore dan Indonesia pun bergema di kancah internasional.

Rumah di Kelurahan Rum Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), itu diramaikan orang-orang yang mengenakan dogi (pakaian karate, red). Mereka berkumpul di ruang keluarga.

Ruangan seluas 5x4 meter itu hanya berlantai semen. Tak ada matras sebagai alas. Namun para kohai (murid karate, red) tetap antusias mengambil sikap saat diperintah seorang pria berpostur tegap.

Pria itu, yang bertindak sebagai sensei (guru, red), adalah Mogni Marasabessy. Ongen sapaan akrabnya. Pria 40 tahun itu merupakan pelatih Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari) Tikep.

Sehari-hari, ia mengajari 50 murid bela diri asal Jepang tersebut. Seperti yang sudah-sudah, latihan hari itu berlangsung selama satu setengah jam.

“Beginilah kondisi latihan kami,” kata Ongen, sang pemilik rumah, saat mempersilakan Malut Post (Grup JPNN) menonton sesi latihan tersebut, Sabtu (19/3) lalu.

Ongen bukan orang baru di dunia karate. Ia merupakan mantan atlet profesional yang beberapa kali meraih juara di tingkat nasional. Juara 1 Merauke Open Tournament kelas 55 kilogram tahun 1986, juara 3 kejuaraan karate tingkat provinsi kelas 55 kilogram di Jayapura tahun 1988, juara 1 event Kata Junior mewakili Papua di Jakarta, juara 1 FORKI Open Tournament di Maluku Utara tahun 1994, dan juara 3 Kata Kapolda Cup di Malut tahun 1995 merupakan sederet gelar yang pernah diraihnya.

Mengenal karate sejak duduk di bangku SD, pria kelahiran 1974 ini mengaku gerakan karate telah menjadi bagian dari dirinya. Pada 1994, ia memutuskan menjadi seorang pelatih. ”22 tahun melatih karate, baru tahun ini prestasi murid saya bisa sampai ke level internasional,” tuturnya.

TERNATE – Meski fasilitasnya pas-pasan namun bisa meraih segudang prestasi. Ternyata fasilitas yang serba umusnya adalah semangat sebagai modal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News