Topeng untuk Hindari Ancaman

Topeng untuk Hindari Ancaman
Topeng untuk Hindari Ancaman
Setelah turun dari pesawat, para pemburu itu ikut mengawal Nazar hingga Mako Brimob. Lalu, di sana sebagian lepas dinas atau pulang ke rumah. Sebagian yang lain (dua orang) masih mendampingi Nazar ke KPK. "Saya tak bisa menjelaskan siapa saja mereka," ucapnya.

Di bagian lain, kedatangan Nazaruddin di Halim kemarin sempat diwarnai ketegangan antara wartawan dan petugas TNI-AU yang berjaga di pintu gerbang apron bandara. Sebagian besar wartawan, termasuk Jawa Pos, sudah berjaga sejak Jumat malam (12/8) dan Sabtu (13/8) dini hari, namun tidak boleh masuk. Bahkan, pada pukul empat pagi, saat iring-iringan geladi resik mobil penjemput datang, wartawan juga dilarang masuk. "Harus ada izin Danlanud," cetus petugas jaga.

Setelah membujuknya, wartawan diminta mengurus kartu tamu di lantai 2 kantor kargo bandara. Di sana wartawan ditarik uang masuk Rp 20 ribu. "Ini administrasi saja. Yang penting dapat gambarnya Nazar, bukan," kata petugas sambil membagi kartu tamu warna hijau.

Namun, siangnya (sekitar pukul 11.30) semua wartawan yang tadi membayar Rp 20 ribu untuk masuk apron diusir lagi keluar dengan alasan tempat disterilkan. Sempat terjadi adu mulut antara fotografer dan petugas Polisi Militer TNI-AU.

JAKARTA -- Para penjemput M. Nazaruddin turun dari pesawat dengan memakai topeng. Rupanya, itu bukan sekadar aksesori. Pemakaian topeng bertujuan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News