Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'

Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'
Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'

"Akibatnya, banyak bayi yang dilahirkan alami kekurangan gizi dan yodium yang diduga menjadi penyebab gangguan jiwa."

Desa Karangpatihan, Krebet, Sidoharjo, dan Pandak adalah beberapa desa yang memiliki warga tunagrahita dan memiliki sejumlah persamaan.

Mereka tinggai di lereng dengan kondisi tanah yang kurang subur dan sulit ditanami bahan pangan, serta susah diakses transportasi.

Kabupaten Ponorogo yang terletak sekitar 192 km dari ibukota provinsi Jawa Timur Surabaya terletak di bagian selatan Pulau Jawa dengan kondisi tanah yang lebih banyak mengandung kapur sehingga susah digunakan untuk bercocok tanam dengan baik.

Eko mengatakan mayoritas warga saat itu hidup dalam kemiskinan sebagai buruh tani dengan pendidikan yang buruk, serta tiwul (dari ubi kayu) hanya menjadi makanan pokoknya.

Meski setelah diberitakan di media masa bantuan makanan dan lainnya mengalir dengan melimpah, situasi mereka tidaklah banyak membantu.

Mereka tidak bisa lagi dipandang sebelah mata

Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata' Photo: Eko Mulyadi (tengah), Kepala Desa Karangpatihan di Ponorogo, Jawa Timur (Foto: Koleksi pribadi)

Setelah menyaksikan sendiri kesulitan yang dialami warganya, Eko bersama warga lainnya kemudian membuat program pemberdayaan dengan tujuan agar warga tunagrahita bisa berkarya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News