Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'

Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'
Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'

"Sebelumnya mereka sangatlah ketergantungan dan kita tahu jika orang tidak terus-terusan membantu mereka atau nanti mereka malam meminta-minta," jelasnya.

"Bahkan pernah ada mobil yang datang dan mereka berlarian menuju mobil karena disangka akan memberi bantuan."

"Untuk menjawab pesimisme dan pandangan negatif yang mungkin menganggap orang-orang seperti ini tidak bisa diberdayakan, nah ini yang kami buktikan," tambahnya.

Lewat 'Rumah Harapan' Eko dan warga lainnya membuat sejumlah aktivitas yang melatih keterampilan warga tunagrahita agar mereka lebih mandiri, termasuk menghasilkan pendapatan rutin.

Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata' Photo: Meski butuh waktu lebih lama, tapi hasil karya warga tunagrahita lebih baik dari warga biasa. (Foto: Koleksi Zainuri)

Eko menjelaskan ada empat konsep pendekatan yang dilakukan untuk menghasilkan pendapatan. Pertama adalah pendapatan harian dari penualan keset. Kemudian untuk pendapatan bulanan mereka diajarkan berternak ayam yang telurnya bisa dijual. Ada pula pendapatan tiga bulanan dengan penyediaan kolam untuk berternak lele yang juga bisa dijual. Dan konsep terakhir adalah pendapatan tahunan dengan pengajaran cara berternak kambing.

"Pada akhirnya mereka bisa mandiri dan tidak lagi dipandang sebelah mata," ujar Eko.

"Sekarang kita melihat mereka memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih rutin untuk membeli makanan lebih bergizi."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News