Transformasi Politik oleh Generasi Baru: PSI dan Prinsip Politik Tanpa Mahar

Oleh: Ketua Primordial Pemuda Kabupaten Bengkalis Suhindra

Transformasi Politik oleh Generasi Baru: PSI dan Prinsip Politik Tanpa Mahar
Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Foto: PSI Lombok Timur for JPNN.com

Mereka membawa konsep-konsep baru dalam politik, termasuk prinsip politik tanpa mahar, sambil mencari akomodasi dalam sistem demokrasi yang ada.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menampilkan diri sebagai wadah yang menarik bagi generasi muda untuk terlibat dalam politik. Kaesang Pangarep, salah satu figur penting di PSI, memperjuangkan prinsip politik tanpa mahar.

Ini menggarisbawahi pentingnya partisipasi politik yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau uang, tetapi oleh aspirasi membangun masyarakat yang lebih baik.

Konsep participatory governance, seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli, termasuk Archon Fung, menyoroti pentingnya keterlibatan aktif dari semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik.

Keterlibatan generasi Z dan milenial, seperti yang terlihat melalui partisipasi mereka dalam PSI, adalah contoh bagaimana partai politik bisa menjadi platform bagi partisipasi aktif masyarakat dalam demokrasi.

Prinsip politik tanpa mahar yang diusung oleh Kaesang Pangarep mencerminkan aspirasi untuk mengubah cara politik dilakukan.

Prinsip ini menegaskan bahwa partisipasi politik harus didorong oleh kesadaran akan tanggung jawab sosial dan aspirasi membangun masyarakat yang lebih adil.

Generasi Z dan milenial, melalui partisipasi mereka dalam PSI, berupaya mengakomodasi aspirasi politik mereka dalam sistem demokrasi yang sudah mapan.

Partisipasi generasi Z dan milenial dalam partai politik tidak hanya membawa perubahan dalam agenda politik, tetapi juga mendorong inovasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News