Tren Ahok Menurun, Simak Nih Empat Alasan Mematikan

Tren Ahok Menurun, Simak Nih Empat Alasan Mematikan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. FOTO: Dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memang masih unggul dibanding calon lainnya. Yakni Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Namun sayangnya, tren pria yang karib disapa Ahok itu terus menurun.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI), tingkat elektabilitas Ahok pada Oktober 2016 sebesar 31,4 persen. ‎Ini menurun dibanding Maret dan Juli 2016, yakni 59,3 persen dan 49,1 persen.

Sementara, tingkat kesukaan Ahok pada Oktober 2016 sebesar 58,2 persen. Ini juga menurun dibanding Maret dan Juli 2016, yang masing-masing sebesar 71,3 persen dan 68,9 persen.

Peneliti LSI, Adjie‎ Alfaraby mengatakan, ada empat faktor yang menyebabkan tren Ahok terus menurun. Pertama, isu negatif yang menerpa mantan Bupati Belitung Timur itu. Misalnya, tidak ada proses dialog ketika melakukan penertiban.

Kemudian, Ahok disebut lebih mementingkan komunitas ekonomi tertentu dibanding masyarakat dengan ekonomi rendah. "Isu negatif berpengaruh terhadap tingkat kesukaan dan elektabilitas," kata Adjie saat memaparkan hasil survei di kantor LSI, Jakarta, Selasa (4/10).

Hal berikutnya adalah isu personalitas. Sebab, Ahok dinilai memiliki karakter yang kasar. Hal ini terlihat ketika Ahok memaki pegawai di hadapan publik. "Ini jadi pembicaraan masyarakat," ucap Adjie.

Dari segi personalitas, Ahok juga dianggap sebagai sosok yang congkak. Ini diperlihatkan dari kebijakan dan pernyataan yang ia sampaikan.

Kemudian, Ahok dianggap tidak konsisten. Sebelum dipinang oleh partai pada Pilkada DKI, ia suka mengkritik partai.‎ "Namun kemudian Ahok memilih maju lewat jalur partai," ujar Adjie.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memang masih unggul dibanding calon lainnya. Yakni Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News